EDSA UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Sukses Gelar Seminar Inovatif tentang Peran AI dalam Pengajaran Bahasa Inggris

Cirebon, 21 Mei 2025 Himpunan Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Inggris atau biasa disebut English Department Students Association (EDSA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon telah berhasil menyelenggarakan seminar yang bertajuk “What Beyond Methods of Teaching”. Seminar ini menghadirkan Roghibatul Luthfiyyah sebagai pembicara pada materi ini. Beliau merupakan seorang Dosen dari English Education Department Universitas Swadaya Gunung Jati. Pembicara menyampaikan materi mengenai “Beyond the Hype of Gen-AI in ELT: From Theory to Ethical Practices”. Dalam pemaparannya, pembicara membahas beberapa poin penting, di antaranya: Brainstorming, Computer-Assisted Language Learning (CALL): Then and Now, The Rise of AI in ELT, AI in ELT- Key Potentials, dan The Risk of AI.

Topik utama yang disoroti adalah peran kecerdasan buatan (AI) dalam pengajaran Bahasa Inggris. Pembicara menjelaskan bahwa AI adalah cabang ilmu komputer yang luas dan berfokus pada pembuatan mesin cerdas yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Melalui AI generatif, mahasiswa dapat menciptakan konten baru seperti teks, gambar, musik, atau bahkan kode, berdasarkan pola yang dipelajari dari sejumlah besar data pelatihan.
Melihat potensi AI dalam ELT yang sangat sangat beragam, hal tersebut dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran personalisasi, umpan balik langsung, pengenalan ucapan, bantuan penulisan, parafrase otomatis, penilaian cerdas, dan kemampuan untuk menghasilkan rencana pelajaran. Beberapa alat AI yang disebutkan dalam seminar adalah Write & Improve by Cambridge, Elsa Speak, Quillbot, Humata AI, dan Diffit.
Namun, seminar ini juga menyoroti risiko penggunaan AI, yang menimbulkan “halusinasi” digital seperti konten tidak akurat, risiko hasil bias, masalah integritas akademik, kecurangan, plagiarisme, dan isu etika dalam penggunaannya. Untuk mengatasi risiko ini, ditekankan pentingnya mempromosikan literasi AI, membangun keterampilan berpikir kritis, memandu siswa untuk menggunakan GenAI secara bertanggung jawab dan reflektif, serta menciptakan kebijakan yang jelas.
Seminar ini menekankan perlunya reformasi pedagogis, di mana peran guru bergeser dari instruktur menjadi fasilitator yang melek AI. Kompetensi siswa juga perlu dikembangkan dalam berpikir kritis, teknik prompting, dan penggunaan AI yang etis. Desain instruksional harus personal, multimodal, dan berbasis AI, dengan kegiatan pembelajaran yang kolaboratif, kreatif, dan berbasis proyek. Pelatihan guru berkelanjutan dalam alat AI, etika, dan pedagogi juga dianggap krusial.