By. Melia Fitrianingsih
Dewasaini media-media ramaimemperbincangkanmengenairadikalisme dan intoleran yang terjadi di dunia khususnya di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besarmasyarakat Indonesia memeluk agama Islam dan sisanya memeluk agama yang lain seperti Protestan, Khatolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, dan lain-lain. Sehubungan dengan hal tersebut, banyak peristiwa yang terjadi akibat perbedaan agama tersebut, diantara peristiwa tersebut adalah penyebaranradikalisme dan sikap intoleran antar umatber agama.
Sebelum membahas kejadian yang ada di Indonesia, alangkah baiknya jika kitamengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan radikalisme dan intoleran. pengetahuan saya, radikalisme adalah suatu tindakan ketika seseorang memberikan pemahaman yang dianutnya kepada orang lain agar mereka mengikuti pemahamannya. Banyak cara yang dilakukan agar dia bisamensukseskan usahanya itu, diantaranya adalah dengan cara baik-baik atau bahkan ada yang dengan menggunakan cara kekerasan dan pemaksaan. Hal ini sungguh berbahaya karena selain melanggar hak asasi manusia, itu juga merupakan hal yang dibenci oleh Allah SWT, seperti dalam salah satuayat Al-Qurán bahwa Allah tidak menyukai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang secara berlebihan (memaksa).
Berbicara mengenai radikalisme, ada beberapa faktor seseorang menyebarkan paham tersebut. Pertama, ia adalah orang yang tekstualis. Apapun yang dilakukannya harus sesuai dan hanya berdasar kepada dalil-dalil yang tertulis. Ia biasanya tidak memedulikan pendapat-pendapat orang lain atau masukan dari orang-orang di sekitarnya, yang ada di dalam pikirannya hanyalah ia harussesuai dengan apa yang selalu dibacanya apapun kondisinya. Inibertentangan dengan ajaran Islam dan juga ajaran kemanusiaan. Kita seharsnya tidakhanya terpaku kedalam teks saja, melainkan kita juga perlu memacu pada hal lainnya, seperti konteks yang ada. Misalnya, seorang muslimhanya memercayai apa yang terdapat di dalam Al-Qurán tanpa melakukan selainnya. Ketika terdapat ayat yang menjelaskan tentang umat muslim yang dilarang berteman dengan orang Yahudi, maka serta merta ia membenci orang Yahudi tersebut, bahkan ketika orang Yahudi itu mengalami kesulitan, ia tidak berkenan untuk membantunya. Padahal, Allah memerintahkan umatnya untuk saling tolong menolong kepada sesama manusia, apapun itu jenis kulit, suku bangsa, dan agamanya. Karena manusia yang baik adalah manusia yang dapat berguna untuk sesamanya. Sikap radikalisme ini haruslah segera ditanggulangi karena selain merugikan dirinya, ini juga membahayakan dan berpotensi menyakiti orang lain.
Faktor yang kedua adalah sikap tidak ingin pemahamannya terkalahkan atau tersaingi oleh agama lain. Seseorang biasanya memiliki sikap ingin menang sendiri tanpa memikirkan orang lain. Sifat ingin menang sendiri juga memacu seseorang untuk bersikap radikal kepada sesamanya. Ia sekonyong-konyong menyebarkan pemahamannya yang dianggap paling benar kepada orang-orang awam di sekitarnya lalu mengajak mereka untuk sepaham dengannya. Ini merupakan hal yang dibenci oleh Allah karena dalam Al-Qurän, Allah telah menjelaskan bahwa manusia di dunia ini diciptakan berbeda-beda untuk saling menghargai dan membantu terhadap sesamanya. Sikap radikalisme ini tentu harus segera dihilangkan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki sikap dan sifat ini, salah satunya adalah memberi pengetahuan-pengetahuan mengenai indahnya Islam dan hebatnya Al-Qurán jika kita semua memaknainya dengan rinci dan menyeluruh.
Sebenarnya sebelum sikap radikalisme ini mendarat di Indonesia, di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib pun pernah mengalaminya. Adalah kaum Khawarij yang mendoktrin pengikut-pengikutnya agar mengkafirkan umat Islam yang lainnya hanya karenaberbedapendapat dan pemahamandiantaranya, sampai-sampai mereka tegaakan membunuh orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Sama seperti dahulu, penanganan kasus yang terjadi karena penganiayaan memerlukan waktu yang lama dan poses yang panjang. Namun jikadi lakukan dengan tekun dan sabar, maka semuanya akan menjadi dalam kondisi baik kembali.
Sementara intoleran adalah suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang dimana ia tidak bisa menghargai atau menerima perbedaan dari orang lain yang berbeda dengannya. Hal ini biasana menyangkut urusan agama. Banyak tindakan yang dilakukan oleh para intoleran pada masa kini, diantara tindakannya adalah membakar hingga menghancurkan rumah ibadah salah satu agama, mengganggu kegiatan peribadatan, mengucilkan orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya, menghambat kegiatan sehari-hari orang di sekitarnya yang berbeda agama, hingga melakukan penganiayaan yang begitu kejam. Sungguh hal tersebut tidaklah termasuk kedalam sikap seorang manusia yang sejatinya ditakdirkan memiliki sikap kasih sayang kepada sesame dan sikap tolong menolong meskipun terdapat banyak perbedaan di dalamnya.
Banyak terjadi peristiwa intoleran di dunia ini, salah satunya yang terjadi di Indonesia. Banyak sekali macam dan wujud yang ditunjukkan oleh para intoleran tersebut, salah satunya adalah mereka yang membakar rumah ibadah di Indonesia bagian timur. Selain itu, di Vietnam terjadi penganiayaan terhadap penduduk muslim yang menjadi masyarakat minoritas. Para petinggi negara di sana memperlakukan penduduknya dengan sangat kejam sehingga banyak memakan korban. Ini sangat berbahaya dan menyalahi hak asasi manusia. Padahal, memeluk suatu agama untuk diyakini oleh seseorang adalah termasuk kedalam hak asasi manusia yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Mengingat halini, Al-qurán juga menegaskan bahwa umat Islam haruslah bisa bersikap toleran kepada sesame manusia meskipun mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan kita.
Sikap intoleran harus segera dihilangkan agar kehidupan beragama dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan banyak korban jiwa yang diakibatkan olehnya. Karena suatu agama diciptakan untuk memberi kedamaian, ketenangan, ketenteraman, dan kebaikan bagi seluruh umat yang memeluknya. Jika kedamaian dalam memeluk agama saja terganggu, bagaimana bisa seseorang menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, besar harapan agar sikap intoleran ini dapat dihilangkan dari diri seseorang agar semuanya bisa hidup dan menjalani agamanya juga beribadah dengan rasa tenang dan damai.