
Segala hal di dunia ini selalu mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Layaknya dua sisi uang koin, keduanya
tidak dapat dipisahkan. Begitu pula dengan hidup di era milenial yang tidak bisa dilepaskan dari teknologi ini. Teknologi, dalam hal ini
yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi, jelas membawa banyak kemudahan pada kehidupan manusia. Yang
paling bisa dirasakan dampaknya adalah kemudahan dalam berhubungan dengan orang-orang terdekat tanpa perlu memikirkan jarak, waktu, atau biaya, yang bisa jadi tidak murah. Pengguna internet juga dapat mencari dan berbagi informasi kepada siapapun di seluruh penjuru dunia. Luar biasa, bukan?
Sebagai pengguna teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet yang bijak, selain memahami hal-hal yang bersifat operasional terkait internet, warganet (sebutan untuk internet, warganet ) pengguna internet) juga perlu mengenal dan mewaspadai dampak pengguna internet) juga perlu mengenal dan mewaspadai dampak negatif yang mungkinditimbulkan darinya. Bisa jadi selama ini hal-hal negatif dari internet telah mengenai anda tanpa anda sadari. Atau lebih sebaliknya, jangan-jangan anda pernah merugikan pihak lain penggunaan internet anda. Mungkin juga anda pernah melakukan ‘dosa’ melalui internet. Secara sederhana, internet memang dibuat untuk mempermudah pengiriman dan penyebaran informasi dari dan ke seluruh penjuru dunia. Sekilas nampak solutif dan benefisial. Namun yang belum banyak dipahami oleh warganet, terutama yang masih pemula adalah, tidak semua informasi layak untuk disebarkan melalui jaringan internet. Sebagian informasi, apapun bentuk dan isinya, tidak layak untuk diketahui masyarakat luas. Informasi yang masih ‘abuabu’ perlu disaring terlebih dahulu melalui beberapa kriteria kelayak sebaran. Kemampuan menyaring informasi ini yang harus dimiliki oleh seorang warganet masa kini sebelum dibebaskan untuk mengakses internet. Sebelum kita membagikan sebuah informasi, prinsip dasarnya, kita harus memastikan dulu bahwa informasi tersebut benar. Benar dalam artian wujud kejadian atau data yang tersaji memang ada, serta dilaporkan sesuai keadaan ril tanpa penambahan maupun pengurangan yang dapat membiaskan pemahaman penerima informasi. Lebih lanjut lagi, jika memang dua syarat di atas telah terpenuhi, sebelum memutuskan untuk menyebarkan sebuah informasi seorang warganet juga harus memikirkan dampak dari penyebaran informasi tersebut. Nilai kebenaran adalah syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah informasi. Kita tentu tidak mau disebut sebagai “penyebar kebohongan” atau “penyebab kekacauan” setelah membagikan sebuah konten melalui akun medsos kita, bukan? Oleh sebab itu, sebelum menekan tombol “share” kita harus pastikan dulu bahwa konten yang akan kita bagikan
tersebut benar. Untuk langkah awal, kita bisa membandingkannya dengan informasi serupa dari berbagai sumber. Jika sumber lain mengatakan hal serupa, maka dapat kita katakan bahwa informasi tersebut benar adanya. Namun itu baru langkah pertama. Jangan dulu terburu-buru menyebarkannya. Kedua, kita juga perlu membandingkan informasi dari berbagai sumber tersebut dengan
lebih teliti hingga bagian-bagian terkecilnya. Meski membahas hal yang sama dan berjudul mirip, di zaman ini pembelokan informasi sangat banyak terjadi. Informasi bisa saja dikemas sedemikian rupa (dalam artian negatif) untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai suatu isu demi mencapai tujuan-tujuan tertentu, yang pada akhirnya menguntungkan pihak pembuat informasi ‘setengah palsu’ tersebut. Setelah memastikan bahwa informasi yang kita dapatkan benar, apakah kita sudah boleh menyebarkannya kepada teman-teman medsos kita? Belum. Masih ada satu hal lagi yang harus kita pastikan. Setiap informasi yang disebarluaskan ke internet pasti memiliki dampak. Dampak yang dimaksud disini adalah reaksi yang akan timbul di masyarakat setelah menerima informasi tersebut. Jika sebuah informasi berpotensi menimbulkan kekacauan (baik di dunia
maya maupun nyata), maka sudah sewajarnya kita tidak menyebarkannya. Sebab jika kita ikut menyebarkan, artinya kita ikut bertanggungjawab atas dampak yang ditimbulkan. Secanggih apapun teknologi yang kita pakai sekarang maupun di masa depan nanti, pada akhirnya yang menentukan baik buruknya adalah penggunanya. Saring arus informasi yang masuk ke kita sebelum kita sharing. Jangan sampai kita menjadi warganet latah yang hanya bisa sharing tanpa bisa menyaring. Dengan penggunaan yang bijak, internet sebagai sumber informasi tak terbatas dapat membawa banyak manfaat bagi kita, baik secara
perorangan maupun masyarakat. Mari menjadi warganet yang cerdas. Penulis adalah anggota Generasi Baru Indonesia (GenBI) Cirebon dan English Department Students Association (EDSA).