Sinergi Hijau Mahasiswa KKN Konvensional 53 UIN SSC: Edukasi Lingkungan dengan Ecobrick di Panguragan

 


Mahasiswa Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC) yang tergabung dalam Kelompok KKN Konvensional 53 hadir membawa semangat perubahan di Desa Gujeg, Kecamatan Panguragan. Dengan mengusung tema “Pelestarian Lingkungan dan Pengelolaan Sampah”, mereka menginisiasi program edukatif yang berfokus pada pemilahan sampah dan pengelolaan limbah plastik menjadi ecobrick, yaitu bata ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali.

Salah satu fokus utama kegiatan ini adalah untuk sekolah yang dijadikan sebagai pusat edukasi dan aksi nyata. Melalui pendekatan yang komunikatif dan menyenangkan, para mahasiswa mengajarkan siswa-siswi untuk mengenali perbedaan antara sampah organik dan non-organik, serta mengolah limbah plastik yang biasanya terbuang sia-sia menjadi sesuatu yang berguna. Kegiatan pembuatan ecobrick dilakukan secara langsung, sehingga para siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teori, tetapi juga pengalaman praktik yang aplikatif.

“Kami ingin anak-anak memahami bahwa sampah, khususnya plastik, bisa memiliki nilai guna jika dikelola dengan benar,” ujar salah satu anggota KKN.

Program ini mendapatkan sambutan positif dari pihak sekolah dan masyarakat. Guru-guru setempat mengapresiasi metode pembelajaran yang dibawa oleh mahasiswa, karena mampu membangkitkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa secara menyenangkan.

Keunikan dari program ini terletak pada kolaborasi lintas disiplin ilmu. Mahasiswa dari berbagai jurusan, termasuk Tadris Bahasa Inggris, bersinergi dalam menjalankan program kerja tersebut. Selain di sekolah, edukasi lingkungan juga menyasar masyarakat umum. Para mahasiswa menggelar penyuluhan ringan kepada warga mengenai cara mengelola sampah rumah tangga dan manfaat dari ecobrick dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan KKN yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon di Desa Gujeg bukan sekadar program formalitas, tetapi menjadi sarana nyata pemberdayaan masyarakat. Melalui edukasi lingkungan yang aplikatif, kolaborasi lintas disiplin, serta pendekatan kreatif dan komunikatif, mereka mampu menciptakan dampak positif yang terasa langsung di masyarakat.

Program ini menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti memilah sampah dan mengelola plastik menjadi ecobrick. Dengan keterlibatan aktif siswa, guru, dan masyarakat, Desa Gujeg kini mulai menapaki jalan menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan, sebuah contoh nyata bahwa mahasiswa mampu menjadi agen perubahan yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat.

Scroll to Top